Menjauhi Syirik Itu Mutlak

Allah memerintahkan semua manusia agar memurnikan ibadahnya hanya untuk Allah, sedang Dia menciptakan seluruh manusia hanyalah untuk beribadah kepadaNya dengan ikhlas. Sebagaimana Allah berfirman dalam Quran (Adz-Dzaariyaat:56):
 
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.”

Ketahuilah bahwa ibadah itu tidak sah kecuali bersama tauhid (mengesakan Allah). Sebagaimana shalat itu tidak sah kecuali beserta thaharah (suci) dan wudhu. Maka apabila kemusyrikan masuk ke dalam ibadah pasti rusaklah ibadah itu, seperti halnya hadats apabila masuk ke dalam wudhu maka rusaklah wudhunya. Syirik itu jika mencampuri ibadah maka merusak ibadah , dan menghapus pahala ketaatan, hingga pelakunya termasuk penghuni neraka yang kekal di dalamnya.

Ketahuilah bahwa di antara hal-hal penting yang wajib diketahui adalah mengetahui syirik. Siapa yang tidak tahu syirik boleh jadi dia terjatuh di dalam kemusyrikan, sedangkan dia tidak tahu. Allah SWT berfirman (An Nisaa: 48):
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena  mempersekutukanNya  (syirik), dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa mempersukutukan Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa besar.”
Dan Allah SWT berfirman pula (An Nisaa: 116):

إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena  mempersekutukanNya  (syirik), dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya. Barang siapa mempersukutukan Allah, maka sungguh dia telah tersesat jauh sekali.”

Dalam ayat-ayat tersebut Allah SWT sangat menjelaskan bahwa Dia tidak meberikan ampunNya kepada hamba yang mati dalam keadaan musyrik. Dan Dia insya Allah mengampuni dosa selain syirik bagi hamba-hambaNya yang Ia kehendaki.

Maka sebesar-besar dosa itu adalah syirik, musyrik kepada Allah (na’udzubillahi min dzalik). Allah menjelaskan bahwa Dia tidak mengampuni dosa syirik bagi orang yang belum bertobat (sebelum kematiannya). Sedangkan dosa selain syirik maka ada di bawah kehendak Allah, jika Dia berkehendak, maka Dia akan mengampuni, dan jika Dia berkehendak, Dia akan menyiksanya karena dosanya itu. Dengan demikian wajib bagi setiap hamba untuk takut pada kemusyrikan yang merupakan dosa terbesar itu.

Wajib sama sekali atas setiap Muslim mengetahui dan menghindari syirik itu. Cara mengetahuinya di antaranya hendaklah dibaca risalah Al Ushuuluts Tsalaatsah (sudah diterjemahkan dengan penjelasannya, berjudul Penjelasan Kitab 3 Landasan Utama), dan Kitab Tauhid karangan Syaikh Muhammad At-Tamimi (keduanya diterbitkan oleh Darul Haq).

Dalam buku itu disebutkan firman Allah SWT fi kitabihilkarim:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ
“Sesungguhnya barangsiapa menyekutukan Allah maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Surga dan tempatnya adalah neraka, dan tidak ada seorang pun penolong bagi orang-orang yang dhalim.” (QS Al-Maidah: 72).

Rasulullah SAW bersabda: “Dosa terbesar adalah engkau menjadikan tandingan (sekutu) bagi Allah sedangkan Dia lah yang menciptakanmu.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Syaikh Muhammad Al-Utsaimin menjeaskan firman Allah SWT (An Nisaa: 36):

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukanNya dengan sesuatu apapun.”

Dalam ayat ini Allah memerintahkan agar manusia beribadah kepadaNya serta melarang berbuat syirik. Dan ini mengandung pengertian bahwa penyembahan itu hanyalah milik Allah semata. Barangsiapa tidak menyembah Allah maka dia kafir dan sombong. Barangsiapa menyembah Allah tetapi juga menyembah selainNya, maka dia kafir dan musyrik. Barangsiapa menyembah Allah saja, maka dia orang Muslim yang sesungguhnya.

0 Comments:

Post a Comment