• Apa Yang Bisa Membuat Syahadat Kita Batal?

    Kita tidak hanya bersaksi tetapi juga bersumpah dan merupakan sebuah komitmen yang harus dipenuhi dan dijadikan acuan dalam segala tindakan kita setelah kita mengucapkan syahadat. Terdapat hal-hal yang dapat membatalkan syahadat yang telah kita ikrarkan di hadapan Allah SWT. Uzt. Said Hawa menyebutkannya ada 20 bentuk. Berikut adalah beberapa hal yang dapat membatalkan syahadat kita, yang memiliki konsekwensi kekufuran kepada Allah:

  • Tafakur Koleksi Bencana Alam Indonesia

    Hakikat kerusakan bencana adalah ketika hak Allah terhadap hamba mulai memudar. Manusia menyimpang dari fitrah dan tauhid. Hukum Allah sekedar lembaran yang disimpan rapi di dalam lemari. Itulah hakikat kerusakan dan bencana, karena jika sebaliknya yang terjadi, maka yang ada adalah rasa aman dan damai dengan kehidupan yang Islami. Allah SWT berfirman:

  • Kehancuran Israel Menurut Al-Quran dan Hadist

    Sejak 1948 Yahudi merampas tanah Palestina. Dan sejak 2006 sampai sekarang mereka memblokade Gaza. Sehingga sekitar 1,5 juta jiwa muslim terkurung rapat dari dunia luar. Berbagai upaya kemanusiaan untuk membantu mereka selalu digagalkan oleh Israel, termasuk misi kemanusiaan yang baru saja diserang pasukan komando Israel di perairan Gaza (Laut Mediterania). Tidak ada kekuatan di dunia ini yang mampu menghentikan kebiadaban Israel.

  • 23 Karakter Munafik

    Pentingnya mempelajari kemunafikan adalah sebagaimana pentingnya mempelajari Tauhid karena keduanya saling berkaitan. “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS An Nisaa’, 4: 145)

image

أهلاً وسهلاً و أهلاً بك

Al Quran Peta Hidup Kita - Al Quran merupakan media komunikasi seorang hamba dengan Rabbnya, surat cinta terindah dariNya. Maka Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah bergetarlah hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah keimanannya, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizqi yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta nikmat yang mulia. (Q.S Al Anfal)

Apakah Sabar Itu Ada Batasnya?

Mungkin selama ini masih saja kita memperhitungkan tingkatan kesabaran yang kita miliki atas ujian yang menimpa kita. Kita masih acapkali berkeluh kesah dan mempersempit hati kita, menganggap bahwa hati ini memiliki kapasitas kesabaran tertentu. Hanya saja kita sedikit kurang sabar padahal mungkin saja kita hampir melewati ujian tersebut. Apakah kita sudah cukup bersabar atas ujian yang menimpa kita? Atau hanya sekedar perkataan sabar yang terucap dari lisan sedangkan hati berbicara lain. Meski demikian kita selalu berharap agar kita termasuk orang-orang yang bersabar dan memohon untuk lebih dikuatkan melewati rintangan yang mengganggu keimanan kita. Lantas, siapa sebenarnya orang-orang yang termasuk golongan sabar menurut Allah SWT? Dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 156 Allah berfirman: 

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَىۡءٍ۬ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٍ۬ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٲلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٲتِ‌ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّـٰبِرِينَ (١٥٥) ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَـٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٌ۬ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٲجِعُونَ (١٥٦)
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". 

Ada tiga tingkatan kesabaran yang biasa dialami kita:
1. Sabar atas musibah. Pahala atas sabar ini memperoleh 300 tingkatan (derajat), yang antara tingkatannya berjarak sejauh langit dan bumi.
2. Sabar melaksanakan ketaatan kepada Allah dan RasulNya. Pahala atas sabar ini memperoleh 600 tingkatan yang antar tingkatannya berjarak sejauh antara lapisan langit teratas (ketujuh) dan lapisan bumi yang ketujuh pula. Firman Allah SWT Quran Surat An Nisa 69:

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡہِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّـۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّہَدَآءِ وَٱلصَّـٰلِحِينَ‌ۚ وَحَسُنَ أُوْلَـٰٓٮِٕكَ رَفِيقً۬ا (٦٩)
Dan barang siapa yang menaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.
3. Sabar untuk menahan diri dari perbuatan-perbuatan hina dan maksiat. Pahala atas sabar ini memperoleh 900 tingkatan yang antar tingkatnya berjarak sejauh antara 'Arsy dan bumi. 
Janji Allah SWT bagi orang-orang yang sabar: 
Firman Allah SWT dalam hadist qudsi: 

Jika Aku menimpakan musibah kepada seorang hambaKu pada badan, harta, atau anak-anaknya, lalu ia sambut dengan penuh kesabaran, Aku malu untuk menegakkan neraca timbangan atau memeriksa catatan amalnya di hari kiamat. (HR At Tirmidzi, Ad Dailamy, Al Qadha'il) 

Firman Allah Ta'ala dalam hadist Qudsi:

Jika sebuah cobaan menimpamu, mintalah pertolongan kepadaKu dengan membaca Laa haula walaa quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim. Jika engkau sakit, sembuhkanlah dengan sedekah. Jika engkau tertimpa musibah, katakanlah Inna lillahi wa inna ilaihi raji'uun. 
Semoga dengan ketiga tingatan kesabaran ini dapat menepis segala alasan kita untuk tidak berburuk sangka atas ketentuan Allah SWT dan bersabar atas ujian yang menimpa kita.

Takut Miskin

Apakah anda termasuk orang yang takut miskin? Apakah orang yang miskin itu dapat dipastikan hidupnya tidak pernah merasakan kebahagiaan? Kebahagiaan seseorang tidak selamanya diukur oleh harta kekayaan semata. Kebahagiaan sumbernya dari hati, tidak mesti tenggelam dalam harta. Alangkah banyaknya pada zaman ini kita temui orang yang telah sukses hidupnya, memiliki harta kekayaan dimana-mana, tetapi dia jarang atau bahkan tidak pernah merasa nyaman dan bahagia atas kekayaannya itu. Apa itu mungkin disebabkan berlarut dalam kegelisahan karena takut kehilangan harta, atau seperti orang yang bingung langkah apa lagi yang harus dilakukan setelah mencapai puncak kesuksesan. Hal ini dapat dipastikan karena keringnya jiwa spiritual yang ada pada orang tersebut. 

Kehidupan ini memang seperti roda yang terus berputar seiring dengan perputaran bumi kita. Tidak selamanya saya ataupun anda selalu berada di atas. Sesungguhnya dunia ini tempat ujian. Segala apa yang di atas bumi ini adalah sarana ujian bagi kita. Jangan dikira ujian itu hanya berupa kesengsaraan atau kemiskinan saja. Nikmat rezeki dan kesenangan duniapun juga ujian bagi kita semua. Dalam pandangan Allah SWT, bahwa seorang Muslim yang miskin itu adalah kekasih yang kelak akan dimuliakannya lebih dari seorang Muslim yang kaya. 

Di dalam sebuah hadist qudsi Anas RA berkata: “Rasulullah bersabda bahwa Allah SWT berfirman: “Allah SWT berfirman pada hari kiamat: “Dekatkanlah kepadaKu kekasih-kekasihKu.” Bertanya para malaikat: “Siapakah kekasih-kekasihMu Tuhan?” “Orann-orang Islam yang fakir miskin” Firman Allah. Setelah didekatkanlah mereka padaNya, berfirmanlah Allah SWT: “sesungguhnya Aku tidak menauhkan dunia dari kamu karena kerendahan kedudukanmu di hadapanKu, akan tetapi dengan itu aku hendak melipatgandakan kemuliaan untukmu. Maka mintalah apa yang kalian kehendaki hari ini.” Kemudian dimasukkanlah mereka ke dalam surge lebih dahulu 40 tahun sebelum orang-orang muslim kaya masuk. (HR Abus Syekh)

Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang makan dan bersyukur sama kedudukannya dengan orang yang berpuasa (karena tidak punya makanan) lalu bersabar atasnya. (HR At Titmidzi)

Hadist di atas menerangkan bahwa dalam pandangan Allah SWT orang kaya yang bersyukur karena nikmat kekayaannya juga sama dengan orang miskin yang bersabar karena hidup dalam kemiskinannya. 

Ada lima kemulian kaum fakir miskin di hadapan Allah SWT: 
1. Pahala shalat, sedekah dan ibadah lainnya melebihi orang kaya. 
2. Pahala dari keinginan yang tidak dipenuhi. Apabila doa dan permohonan kita tidak dikabulkan, janganlah berburuk sangka karena menganggap Allah menolak doa kita, bias jadi yang terjadi sesuai dengan firman Allah SWT di bawah ini:
 
Firman Allah SWT surat An Nisa 19: 

إِنَّ ٱلَّذِينَ جَآءُو بِٱلۡإِفۡكِ عُصۡبَةٌ۬ مِّنكُمۡ‌ۚ لَا تَحۡسَبُوهُ شَرًّ۬ا لَّكُم‌ۖ بَلۡ هُوَ خَيۡرٌ۬ لَّكُمۡ‌ۚ لِكُلِّ ٱمۡرِىٍٕ۬ مِّنۡہُم مَّا ٱكۡتَسَبَ مِنَ ٱلۡإِثۡمِ‌ۚ وَٱلَّذِى تَوَلَّىٰ كِبۡرَهُ ۥ مِنۡہُمۡ لَهُ ۥ عَذَابٌ عَظِيمٌ۬ 
Dan Firman Allah SWT surat An Nur 24:
.....Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu.
 
يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَحِلُّ لَكُمۡ أَن تَرِثُواْ ٱلنِّسَآءَ كَرۡهً۬ا‌ۖ وَلَا تَعۡضُلُوهُنَّ لِتَذۡهَبُواْ بِبَعۡضِ مَآ ءَاتَيۡتُمُوهُنَّ إِلَّآ أَن يَأۡتِينَ بِفَـٰحِشَةٍ۬ مُّبَيِّنَةٍ۬‌ۚ وَعَاشِرُوهُنَّ بِٱلۡمَعۡرُوفِ‌ۚ فَإِن كَرِهۡتُمُوهُنَّ فَعَسَىٰٓ أَن تَكۡرَهُواْ شَيۡـًٔ۬ا وَيَجۡعَلَ ٱللَّهُ فِيهِ خَيۡرً۬ا ڪَثِيرً۬ا
.....mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
3. Masuk surga lebih dahulu.
4. Ringan hizabnya dibanding yang lain.
5. Tidak menyesal, sebab orang Muslim kaya kelak ingin seperti orang Muslim miskin. 

Menurut Al Faqih Abu Laits Samarqandi, ada beberapa fungsi fakir miskin yaitu:
1. Berfungsi sebagai dokter bagi orang kaya, karena jika sakit ia diperintahkan sedekah kepada fakir miskin.
2. Berfungsi sebagai pembersih, karena dengan sedekah dosa-dosa orang kaya lenyap, atau sebagai pembersih hartanya dengan memberikan zakat.
3. Sebagai pesuruh, karena ketika orang kaya akan bersedekah untuk bakti kepada orang tuanya yang sudah wafat, mereka mengundang orang fakir miskin dan memberikan sedekah kepada mereka. 
4. Penjaga harta kekayaan, sebab harta yang dikeluarkan zakatnya (sedekahnya) akan dipelihara dari aneka bala(bencana). 

Ibnu Abbas RA berkata,” Terkutuk orang yang memuliakan seseorang karena hartanya, dan menghina orang karena kemiskinannya.” 

Satu saat iblis datang dalam wujud orang tua, lalu menemui  Nabi Sulaiman AS, kemudian beliau bertanya, “Apa yang kau lakukan terhadap ummat Nabi Isa AS? Jawab Iblis”. Kuajak mereka menyembah dua tuhan selain Allah, lalu kepada ummat Muhammad, kubujuk mereka dengan emas dan perak, hingga kecintaan mereka terhadap keduanya melebihi “Lailaha illallah”. Kata Nabi Sulaiman,”Aku berlindung kepada Allah dari godaanmu.” (Riwayat Abdul Mun’im, Idris dari ayahnya, Wahb Manbah) 

Fakir miskin wajib mengerti karunia Allah yang diberikan kepadanya, bahwa Allah menjauhkan harta, karena dimuliakanNya kelak di sisiNya. Karenanya janganlah mengeluh. Bersabarlah menghadapi kesulitan dunia, hal itu niscaya lebih baik daripada dunia, meski kondisi kita dalam kemiskinan. BarakAllahu fikum jami’an.

Percaya Takhayul

Salah satu di antara bukti rububiyah Allah bagi makhlukNya adalah diutusnya para malaikat yang bertugas mengatur dan memelihara segala yang ada di bumi untuk kebutuhan penghuninya, terutama manusia sebagai manajer atas makhluk lainnya. Keyakinan seorang Muslim tentang adanya para petugas Allah yang ditebar di bumi merupakan rukun iman; satu di antara tiang penyangga kebenaran iman seseorang kepada  Allah. Dengan keyakinan ini, setiap mukmin harus mengimani sepenuh hati (jasim) bahwa tidak ada sesuatupun yang dialaminya melainkan sepenuhnya atas qudrat dan iradat Allah. Ia tidak boleh, bahkan haram menyelipkan unsur atau pihak lain ke dalam qudrat dan iradat Allah. Sikap seperti itu menyebabkan munculnya hati yang syirik kepada Allah.

Diantara sikap hati yang cenderung membawa syirik adalah tathayyur, yaitu:

جعل الشئ علامة للشر
"Menjadikan sesuatu sebagai pertanda datangnya nasib buruk."

Tathayyur berasal dari kata dasar thair (burung). Pada tradisi masyarakat jahiliyah (sebelum Islam) ada suatu keyakinan bahwa jika seseorang keluar rumahnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, lalu ada seekor burung lewat di sebelah kanannya, itu pertanda akan datangnya berkah yang membawa keberuntungan. Jika burung itu lewat di sebelah kirinya, seketika itu pula dia pulang lagi ke rumah, karena itu pertanda atas nasib buruk yang akan menimpanya. 

Pada masyarakat Indonesiapun ditemukan kepercayaan yang tidak benar ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Jika kupu-kupu masuk rumah, pertanda akan datang tamu. 
2. Jika di perjalanan menuju tempat kerja dicegat kucing, pertanda nasib malang akan menimpa. 
3. Pecah atau jatuhnya sebuah piring sebagai pertanda akan datangnya kehancuran, kegagalan, atau kematian seseorang.

Selain ketiga contoh di atas, masih banyak kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya yang dikaitkan dengan keberuntungan atau kemalangan. Sebagai Muslim, kita mesti menghindarinya.

Adapun penyebab utama penyakit ini adalah adanya buruk sangka terhadap Allah dan lemahnya iman seseorang terhadap qadha dan qadar. Selain itu, penyakit ini diakibatkan juga oleh hal-hal berikut:
1. Adanya keyakinan sesat yang menyimpang dari tauhidullah (tauhidur-rububiyah). Adanya pengaruh aliran animisme yang mempercayai benda-benda pembawa kemujuran, seperti cincin, jimat, wafaq, dan lafad-lafad Al Qur'an yang dipasang di leher.
2. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman seseorang dalam membaca ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kebesaran Allah yang tersebar di bumi). Padahal pemahaman terhadap ayat-ayat kauniyah melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi  baik yang diajarkan oleh orang Islam maupun orang kafir dapat membantu menyelesaikan problematika hidup. Sebagai contoh, penguasaan terhadap ilmu dan strategi ekonomi, Insya Allah, akan membantu mempercepat keberhasilan dalam berusaha. 
3. Tidak ada rasa tawakal atau menyerah tanpa syarat terhadap kekuasaan Allah.

Seorang mukmin wajib menghindari penyakit ini, diantaranya dengan cara berikut:
1. Menguatkan iman dengan tauhid, karena tathayyur itu termasuk perbuatan syirik. Rasulullah Saw bersabda: 

الطيرة شرك, ثلاثا
"Thiyarah itu syirik" (Rasul mengulanginya sampai tiga kali)
2. Menghindari semua penyebabnya.
3. Bekerja sebaik dan semaksimal mungkin dengan menggunakan manajemem yang baik.
4. Meyakini dan memahami bahwa tidak ada thiyarah (suatu pertanda) pun yang dapat mempengaruhi untung dan ruginya suatu usaha, selain akibat usahanya sendiri.
5. Mewaspadai unsur atau pihak-pihak yang cenderung mengganggu kelancaran usaha dan merusak hasilnya, seperti berzinah, bermewah-mewahan, atau tinggal di lingkungan yang penghuninya orang-orang yang buruk akhlak. Rasulullah Saw bersabda:

لا عدوى و لا طيارة وإنما الشئوم في ثلاث: في الفرس, والمرأة, والدار
"Tidak ada akibat tanpa sebab, dan tidak ada tathayyur (dalam sesuatu pun). Terjadinya suatu cela dalam usaha diakibatkan oleh tiga hal, yaitu kuda (alat transportasi yang mewah), perempuan (yang buruk akhlaknya), dan tempat tinggal (yang buruk penghuninya)." (HR Bukhari Muslim)
6. Menghilangkan sepenuhnya penyakit tathayyur ini dengan bertawakal kepada Allah sejak awal usaha sampai evaluasi hasilnya. Rasulullah Saw bersabda: 

ولكن الله يذهبه باالتوكل 
"Akan tetapi Allah menghilangkan penyakit (tathayyur) ini dengan bertawakal kepada-Nya." (HR Abu Daud)
7. Menghindari prasangka buruk yang didasari pada praktek-praktek sejenis tathayyur (praktek mistik) yang menjanjikan sejuta khayalan setani. Kemudian menghiasi perjalanan awal dalam segala upaya dengan mengambil berkah dari kalimat La Ilaha Illallah yang membekali semangat dan optimis kerja, dengan niat semata-mata karena Allah, dan beribadah berdasarkan syariah-Nya, menuju ridha Allah.
8. Jika setan membisikkan tathayyur dalam telinga batin, segeralah membaca kalimat ta'uz (istia'zah), beristighfar, dan berdoa dengan kalimat berikut:

 اللهم لا يأتي بالحسنات إلا أنت ولا يدفع با السيئات ولا قوة إلا بك
"Ya Allah, tak ada yang mampu mendatangkan segala kebaikan melainkan dengan kekuasaanMu, tidak ada yang mampu menolak segala keburukan melainkan dengan kekuasaanMu, tidak ada daya kekuatan hanya kepadaMu." (HR Abu Daud)

Referensi: Uwes Al-Qorni, 60 Penyakit Hati, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.