Penyebab Terbesar Timbulnya Bencana Alam

Melanjuti pembahasan sebelumnya untuk kita selalu senantiasa bertafakur akan mushibah yang menimpa negeri kita. Apabila belum membacanya dipersilakan untuk membacanya terlebih dahulu "Tafakur Koleksi Bencana Alam Indonesia". Kekufuran dan kesyirikan yang menjamur serta menyimpangnya Manusia dari rel tauhid dan aqidah yang lurus. Berikut adalah beberapa bukti nyata tentang pernyataan di atas:

1. Kehancuran alam semesta hanya akan dialami oleh orang-orang musyrik dan tersesat dari jalan tauhid. Sedangkan orang-orang yang masih memendam sekecil apapun tauhid dalam dadanya tidak akan mengalami huru-hara kiamat. Rasulullah SAW bersabda: “dan tidak akan datang kiamat itu sehingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti tingkah laku kaum musyrik, dan sehingga ada beberapa kabilah dari ummatku yang menyembah berhala”. [Shahih Jami’ush Shagir 6: 174. no.7295]

Dan beliau juga bersabda : “Tiba-tiba Allah mengirimkan angin yang baik lantas menerpa mereka lewat ketiak mereka, kemudian mengambil ruh tiap-tiap orang mu’min dan muslim dan tinggallah manusia-manusia jahat yang keadaannya kacau balau seperti himar. Maka pada zaman mereka inilah hari kiamat terjadi [Shahih Muslim 18:70]

2. Allah Ta’ala memastikan ‘adzab yang pedih bagi mereka yang sombong sewaktu diajak kepada tauhid. Allah SWT berfirman di dalam Al Quranul Karim:


إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ
 “Sesungguhnya mereka dahulu jika dikatakan kepada mereka : ‘Laailaha illallaah’ (tiada Tuhan selain Allah), mereka menyombongakan diri.” [Ash Saffat :35].
  
إِنَّكُمْ لَذَائِقُو الْعَذَابِ الْأَلِيمِ
Terhadap sikap mereka ini Allah Ta’ala berfirman : “Sesungguhnya kamu sekalian pasti akan merasakan ‘adzab yang pedih”[ Ash Saffat:38].

3. Hampir-hampir semesta ini hancur karena dakwaan kufur “Allah memiliki anak”. Sebagaimana Allah SWT berfirman: 


وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا
لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا
تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا
“Dan mereka berkata: ‘Tuhan yang Maha Pengasih mengambil (memiliki) anak. Seungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar. Hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu dan bumi terbelah dan gunung-gunung runtuh”. [Maryam :88-90]

4. Allah SWT menimpakan kenistaan dunia dan akhirat kepada yahudi dan bani Israil karena menyalahi perjanjian terbesar dan pertama denganNya yakni agar mereka jangan menyembah selain Allah dan beberapa perjanjian yang lainnya, akan tetapi perjanjian pertama yang dilakukan adalah perjanjian tauhid. Allah SWT berfirman: 


وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ لَا تَعْبُدُونَ إِلَّا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْكُمْ وَأَنْتُمْ مُعْرِضُونَ
“Dan ingatlah ketika kami mengambil janji dari bani israil yaitu janganlah kamu menyembah selain Allah dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak yatim” [Al-Baqarah:83].

Kemudian di ayat yang lain Allah SWT berfirman terhadap yahudi yang merusak perjanjian tersebut: 


ثُمَّ أَنْتُمْ هَؤُلَاءِ تَقْتُلُونَ أَنْفُسَكُمْ وَتُخْرِجُونَ فَرِيقًا مِنْكُمْ مِنْ دِيَارِهِمْ تَظَاهَرُونَ عَلَيْهِمْ بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَإِنْ يَأْتُوكُمْ أُسَارَى تُفَادُوهُمْ وَهُوَ مُحَرَّمٌ عَلَيْكُمْ إِخْرَاجُهُمْ ۚ أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ ۚ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ

“Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia dan pada hari kiamat mereka dikembalikan pada adzab yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat”. [Al-Baqarah:85].

5. Rasulullah SAW bersabda tentang orang-orang yang mengingkari takdir dan kaum zindiq yang berkeyakinan batil: “Sesungguhnya akan terjadi perubahan bentuk muka dan kerusuhan pada ummatku, yaitu pada kaum zindiq dan kaum qadariyyah”. (HR. Ahmad 973-74 sanadnya shahih). Di zaman ini telah banyak bermunculan slogan-slogan kufur seperti “JADILAH PENCIPTA TAKDIRMU SENDIRI” maka jangan heran kalau adzab merata dimana-mana.

Bid’ah yang mendarah daging

Bid’ah merupakan salah satu penyebab timbulnya kerusakan karena bid’ah merupakan biang kerok perpecahan ummat Islam. Bayangkanlah bila pemuka-pemuka agama di masing-masing negeri islam membuat cara-cara baru dalam mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala yang tidak pernah dilakukan oleh nabi dan sahabat, kemudian masing-masing mereka memiliki pengikut dengan fanatisme yang membabi buta hal ini membuat kaum muslimin terkotak-kotak, lemahnya kekuatan dan jatuhnya wibawa di depan orang kafir, sehingga dengan mudah negeri-negeri islam dijajah oleh orang kafir, kehormatan dan harta mereka dirampas, semua ini dikarenakan bid’ah yang memecah belah ummat. Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda : “Barang siapa yang hidup setelahku niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah pada khulafaurasyidin yang terpimpin dan lurus, gigit erat dengan taring-taring kalian dan jauhkanlah perkara-perkara yang baru (bid’ah) karena Sesungguhnya setiap bid’ah adalah sesat” [HR. At-Tirmidzi,Hasan Shahih]

Tidak adanya dinding al wala’ wal- bara’ sebagai dinding pemisah antara iman dan kufur, antara tauhid dan syiik sunnah dan bid’ah ahlak yang mulia dan ahlak yang rusak.


Firman Allah SWT surat Al Mujadalah 22:  

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
"Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau keluarganya. Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan (kemauan dan kekuatan bathin, kebersihan, hati, kemenangan terhadap musuh, dan lain-lain) yang datang dari Dia. Lalu dimasukkanNya mereka ke dalam surga yang mengalir  di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun merasa puas terhadap limpahan rahmatNya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung." 

Pemuda-pemuda Islam yang meniru gaya hidup orang kafir merupakan gambaran adanya kecintaan terhadap orang kafir. Padahal ini tidak mungkin ada pada diri orang mukmin. Kecintaan terhadap orang kafir menunjukkan kerelaan atas kekafiran mereka dan kemusyrikan mereka terhadap Allah Ta’ala. Ini adalah suatu yang dahsyat di sisi Allah Ta’ala. Ketahuilah, bahwa Rasulullah SAW diutus untuk memerangi orang-orang kufur, musyrik sampai mereka bertauhid (sebagaimana yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim). Maka tidak adanya rasa cinta seorang mu’min kepada kekafiran dan kemusyrikan harus diwujudkan dengan menyelisihi orang-orang kafir dalam hal ibadah, muamalah, dan akhlak. Jika tidak, maka akan timbul kerusakan yang besar di bumi sebagaimana firman Allah Ta’ala surat AlAnfal 73:

وَالَّذِينَ كَفَرُوا بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ ۚ إِلَّا تَفْعَلُوهُ تَكُنْ فِتْنَةٌ فِي الْأَرْضِ وَفَسَادٌ كَبِيرٌ
 “Jika kamu (hai para muslim) tidak melaksanakanNya (Al-wala’ wal bara’ atau menyayangi muslim dan memusuhi kekafiran karena Allah), niscaya akan terjadi kekacauaan di muka bumi dan kerusakan yang besar.”

0 Comments:

Post a Comment