Tafakur Koleksi Bencana Alam Indonesia

Bentuk kerusakan di muka bumi khususnya di Negeri kita ini tidak hanya berhenti sampai dengan bencana gempa tsunami, lumpur lapindo, banjir, gunung meletus wedus gembel dan sebagainya akan tetapi terus-menerus lebih dalam dari itu. Apakah semua itu merupakan teguran untuk Bangsa kita ataukah adzab? 

Perlu digarisbawahi dan menjadi bahan tafakur (perenungan) untuk kita bersama bahwa sebenarnya yang merupakan teguran hanya dilakukan beberapa kali dalam waktu tertentu. Yakinlah bahwa di balik suatu peristiwa pasti ada hikmahnya, begitupula dengan apa-apa yang melanda Negeri kita. Hakikat kerusakan bencana adalah ketika hak Allah terhadap hamba mulai memudar. Manusia menyimpang dari fitrah dan tauhid. Hukum Allah sekedar lembaran yang disimpan rapi di dalam lemari. Itulah hakikat kerusakan dan bencana, karena jika sebaliknya yang terjadi, maka yang ada adalah rasa aman dan damai dengan kehidupan yang Islami.

Allah SWT berfirman:
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ
أُولَئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَى أَبْصَارَهُمْ 
“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad : 22-23) 

Memang secara global terdapat 3 penyebab utama bencana di Indonesia:
1. Siklus alam
Bencana sepeti gempa, aktifnya gunung-gunung merapi, angin topan, angin puting beliung adalah contoh-contoh bencana alam yang memang sudah seharusnya terjadi karena siklus alamnya demikian.
Contoh:
Ahli Geologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Danny Hilman Natawidjaja mengatakan bahwa tekanan lempeng masih terus terjadi di patahan pesisir Sumatera dalam beberapa tahun ini. Gempa Sumbar Rabu lalu bukanlah yang satu yang terbesar. "Apa yang penting sekarang adalah bahwa gempa bukan yang terbesar yang akan terjadi. Gempa besar itu bisa di atas 8 SR. Sebuah skala yang dapat menyebabkan tsumani," papar Danny seperti dikutip Reuters, Sabtu (3/10/2009) [www.okezone.com]
2. Ulah tangan manusia
Bencana alam seperti banjir, longsor, kebakaran adalah bencana karena ulah tangan manusia yang kebanyakan lalai menjaga keseimbangan alam. Bencana-bencana seperti ini memang seharusnya bisa dicegah.
3. Perbuatan manusia
Sebab yang terakhir inilah yang sering kita abaikan keberadaannya.
Mari kita lihat firmanNya dalam Al Quranul Karim surat Al Qashash:


وَكَمْ أَهْلَكْنَا مِنْ قَرْيَةٍ بَطِرَتْ مَعِيشَتَهَا ۖ فَتِلْكَ مَسَاكِنُهُمْ لَمْ تُسْكَنْ مِنْ بَعْدِهِمْ إِلَّا قَلِيلًا ۖ وَكُنَّا نَحْنُ الْوَارِثِينَ
“Dan berapa banyaknya (penduduk) negeri yang telah Kami binasakan, yang sudah bersenang-senang dalam kehidupannya; maka itulah tempat kediaman mereka yang tiada di diami (lagi) sesudah mereka, kecuali sebahagian kecil. Dan Kami adalah Pewaris(nya)”. 

BEBERAPA SEBAB LAIN YANG DIJELASKAN OLEH HADITS NABAWIYAH

Dari Ibnu Umar meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda yang artinya: “Bagaimana keadaan kalian apabila terjadi lima perkara pada diri kalian, aku berlindung kepada Allah hal itu akan terjadi pada kalian, atau kalian mendapatinya:
1. Tidaklah fahisyah (kekejian) muncul pada suatu kaum, yang mereka melakukannya secara terang-terangan, kecuali akan muncul berbagai wabah dan berbagai penyakit yang belum pernah terjadi pada orang-orang sebelum mereka.

2. Tidaklah suatu kaum mencegah (enggan membayar) zakat, melainkan mereka akan dicegah dari turunnya hujan dari langit, dan jika bukan karena binatang ternak niscaya hujan itu tidak akan diturunkan.

3.Tidaklah suatu kaum berbuat curang pada timbangan dan takaran (jual beli), melainkan mereka akan di’adzab dengan paceklik, kesusahan hidup dan kezhaliman penguasa.

4.Tidaklah para pemimpin mereka berhukum dengan selain apa yang diturunkan Allah, melainkan Alah akan menjadikan musuh menguasai mereka, lalu merampas sebagian yang ada dari apa yang ada di tangan mereka.

5.Dan tidaklah mereka meninggalkan kitabullah dan sunnah nabinya melainkan Allah jadikan perselisihan di antara mereka.” [Shahih dengan penguatnya, Ash-Shahihah I/106 oleh Al-Albani].

Dari hadits ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
1. Kemaksiaatan yang terselubung hanya akan ditimpakan ‘adzab kepada pelakunya, akan tetapi manakala kemaksiatan telah marak dan dipertontonkan maka Allah akan turunkan ‘adzab secara merata. Allah berfirman
surat Al Anfal ayat 25 
 
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً ۖ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan peliharah dirimu daripada siksa yang tidak khusus menimpa orang-ornang yang zhalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaNya.”

2. Mengingkari kewajiban zakat bisa mengeluarkan seseorang dari Islam menjadi kufur.

3. Allah SWT berfirman
surat Al Muthafifin ayat 1-3:  

وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ
الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ
وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ
“Kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang curang. Yaitu orang-orang yang apabila mereka menakar atau menimbang dari orang lain, mereka minta dipenuhi dan apabila mereka memakan atau menimbang setiap orang mereka menguranginya”

4. Lalu bagaimana keadaan orang-orang yang berkata: “Suara rakyat adalah suara Tuhan”. Kemudian mereka berhukum dengan suara rakyat sekalipun itu bertentangan dengan undang-undang Allah dalam Al-Qur’an? Sungguh jika engkau menghayati sabda Nabi tersebut, engkau tidak perlu heran jika adzab Allah berupa kerusakan dan bencana datang secara berantai tak mengenal henti. Dikarenakan manusia telah meninggalkan apa kata Allah dan apa kata RasulNya. Allah berfirman dalam surat Al Maidah ayat 44, 45 dan 47:  

  
إِنَّا أَنْزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيهَا هُدًى وَنُورٌ ۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّونَ الَّذِينَ أَسْلَمُوا لِلَّذِينَ هَادُوا وَالرَّبَّانِيُّونَ وَالْأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ وَكَانُوا عَلَيْهِ شُهَدَاءَ ۚ فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوا بِآيَاتِي ثَمَنًا قَلِيلًا ۚ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالْأَنْفَ بِالْأَنْفِ وَالْأُذُنَ بِالْأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوحَ قِصَاصٌ ۚ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ ۚ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
وَلْيَحْكُمْ أَهْلُ الْإِنْجِيلِ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فِيهِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Sesungguhnya kami telah menurunkan Kitab Taurat didalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi) yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh Nabi-Nabi yang menyrahkan diri kepada Allah SWT, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut terhadap manusia, (tetapi) takutlah kepadaKu. Dan janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir. Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At-Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim. Dan hendaklah orang-orang perngikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik.”

5. Perselisihan diantara sesama muslim merupakan salah satu bentuk bencana atau adzab dari Allah. Dan obatnya adalah bersatu bersama dibawah panji Al Quran dan As-Sunnah. Akan tetapi perlu dicatat, bahwa ketika Rasulullah mengucapkan sabdanya diatas ia mendengar langsung dan memahami tafsirannya dengan pemahaman yang lurus adalah para sahabat, sehingga untuk ummat Muhammad SAW setelah beliau dan para sahabat membutuhkan satu lagi elemen penting agar dapat mempersatukan barisan kaum muslimin yakni kembali kepada pemahaman umat sholeh terdaulu memahami dan memperaktikan Al-Qur’an dan As-sunnah). Maka terkumpulah tiga syarat utama menuju persatuan Islam yang hakiki yang dapat meredam setiap perselisihan: 1) Al Quran, 2) As Sunnah, dan 3) Faham Sahabat terhadap keduanya.

Imron bin Husein meriwayatkan dari Rasulullah, beliau bersabda yang artinya: “Pada ummat ini akan terjadi tanah longsor, perubahan bentuk muka dan kerusuhan. Lalu ada seorang dari kaum muslimin bertanya: ‘Wahai Rasulullah kapankah terjadinya hal itu?’ Beliau menjawab: apabila disana-sini telah banyak biduan (penyanyi) dan alat-alat musik serta khamar yang sudah biasa diminum”. [Shahih Jami’ush Shagir 4/103 No. 4119 oleh Al-Albani]

Dari Tsauban, beliau berkata: Rasulullah shalallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Sudah dekat ummat-ummat selain Islam untuk berkumpul untuk menghadapi kalian sebagaimana berkumpulnya orang-orang yang makan menghadapi bejana makanannya” Lalu seorang bertanya: “Apakah kami pada saat itu sedikit?” Beliau menjawab: “Tidak, bahkan kalian pada saat itu banyak akan tetapi kalian itu seperti buih banjir, dan Allah akan menghilangkan dari diri musuh-musuh kalian rasa takut terhadap kalian dan menimpakan kepada hati-hati kalian wahn”, Lalu seorang bertanya lagi: “Wahai Rasulullah apa wahn itu?”, Beliau menjawab: “Cinta dunia dan takut mati.” [Sunnah Abu Dawud No. 4297 dan Albani berkata shahih]


Firman Allah SWT suart Al Imran ayat 151:
  
سَنُلْقِي فِي قُلُوبِ الَّذِينَ كَفَرُوا الرُّعْبَ بِمَا أَشْرَكُوا بِاللَّهِ مَا لَمْ يُنَزِّلْ بِهِ سُلْطَانًا ۖ وَمَأْوَاهُمُ النَّارُ ۚ وَبِئْسَ مَثْوَى الظَّالِمِينَ
Orang-orang kafir tidak takut lagi terhadap ummat islam, padahal dahulu kaum muslimin telah membuat gentar ummat kafir, sebagaimana firmanNya: “Akan kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka itulah seburuk-buruknya tempat tinggal orang yang zalim.”

Setelah dilakukan diagnosa terhadap penyakit-penyakit yang menyerang ummat ini maka dengan kebijaksanaan dan ilmuNya Allah telah memberikan jawaban sebelum kita bertanya. Tentu saja obat dari semua ini adalah meninggalkan sajauh mungkin apa yang menjadi sebab-sebab timbulnya bencana serta kerusakan, dan hal tersebut tersebut telah sedikit dipaparkan diatas. Baca pada bab selanjutnya yang bertalian dengan hal ini dan akan dibahas pada judul "Penyebab Terbesar Timbulnya Bencana Alam" untuk memperkaya bahasan tema ini. Semoga Allah selalu menunjukkan kita jalan yang lurus.

(Dikaji dan diolah kembali dengan beberapa penyesuaian dari: Risalah Dakwah Al-Hujjah, Risalah no: 42/Thn. IV/Dzulhijjah/1422H).

3 Comments:

Ummu Syifa said...

alhamdulillah artikelnya menambah ilmu sekali buat diri pribadi dan yg lainya, jazakumullah khair Akh Ihsanul Huda.........

S Mubarirotul Azkiyah said...

trimakasih.... nlognya sangat bermanfaat
bisa minta judul lagunya apa aja?
sukron

Koran Gratis said...

Kontennya Manteb - Manteb Gan. Sukses Selalu.

Salam Kenal Ya Bradher. Di Tunggu Visit Backnya Gan Visit Back KORAN GRATIS

Post a Comment