Salah satu di antara bukti rububiyah Allah bagi makhlukNya adalah diutusnya para malaikat yang bertugas mengatur dan memelihara segala yang ada di bumi untuk kebutuhan penghuninya, terutama manusia sebagai manajer atas makhluk lainnya. Keyakinan seorang Muslim tentang adanya para petugas Allah yang ditebar di bumi merupakan rukun iman; satu di antara tiang penyangga kebenaran iman seseorang kepada Allah. Dengan keyakinan ini, setiap mukmin harus mengimani sepenuh hati (jasim) bahwa tidak ada sesuatupun yang dialaminya melainkan sepenuhnya atas qudrat dan iradat Allah. Ia tidak boleh, bahkan haram menyelipkan unsur atau pihak lain ke dalam qudrat dan iradat Allah. Sikap seperti itu menyebabkan munculnya hati yang syirik kepada Allah.
Diantara sikap hati yang cenderung membawa syirik adalah tathayyur, yaitu:
جعل الشئ علامة للشر
"Menjadikan sesuatu sebagai pertanda datangnya nasib buruk."
Tathayyur berasal dari kata dasar thair (burung). Pada tradisi masyarakat jahiliyah (sebelum Islam) ada suatu keyakinan bahwa jika seseorang keluar rumahnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, lalu ada seekor burung lewat di sebelah kanannya, itu pertanda akan datangnya berkah yang membawa keberuntungan. Jika burung itu lewat di sebelah kirinya, seketika itu pula dia pulang lagi ke rumah, karena itu pertanda atas nasib buruk yang akan menimpanya.
Pada masyarakat Indonesiapun ditemukan kepercayaan yang tidak benar ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Jika kupu-kupu masuk rumah, pertanda akan datang tamu.
2. Jika di perjalanan menuju tempat kerja dicegat kucing, pertanda nasib malang akan menimpa.
3. Pecah atau jatuhnya sebuah piring sebagai pertanda akan datangnya kehancuran, kegagalan, atau kematian seseorang.
Selain ketiga contoh di atas, masih banyak kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya yang dikaitkan dengan keberuntungan atau kemalangan. Sebagai Muslim, kita mesti menghindarinya.
Adapun penyebab utama penyakit ini adalah adanya buruk sangka terhadap Allah dan lemahnya iman seseorang terhadap qadha dan qadar. Selain itu, penyakit ini diakibatkan juga oleh hal-hal berikut:
1. Adanya keyakinan sesat yang menyimpang dari tauhidullah (tauhidur-rububiyah). Adanya pengaruh aliran animisme yang mempercayai benda-benda pembawa kemujuran, seperti cincin, jimat, wafaq, dan lafad-lafad Al Qur'an yang dipasang di leher.
2. Kurangnya pengetahuan dan pengalaman seseorang dalam membaca ayat-ayat kauniyah (tanda-tanda kebesaran Allah yang tersebar di bumi). Padahal pemahaman terhadap ayat-ayat kauniyah melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi baik yang diajarkan oleh orang Islam maupun orang kafir dapat membantu menyelesaikan problematika hidup. Sebagai contoh, penguasaan terhadap ilmu dan strategi ekonomi, Insya Allah, akan membantu mempercepat keberhasilan dalam berusaha.
3. Tidak ada rasa tawakal atau menyerah tanpa syarat terhadap kekuasaan Allah.
Seorang mukmin wajib menghindari penyakit ini, diantaranya dengan cara berikut:
1. Menguatkan iman dengan tauhid, karena tathayyur itu termasuk perbuatan syirik. Rasulullah Saw bersabda:
الطيرة شرك, ثلاثا
"Thiyarah itu syirik" (Rasul mengulanginya sampai tiga kali)
2. Menghindari semua penyebabnya.
3. Bekerja sebaik dan semaksimal mungkin dengan menggunakan manajemem yang baik.
4. Meyakini dan memahami bahwa tidak ada thiyarah (suatu pertanda) pun yang dapat mempengaruhi untung dan ruginya suatu usaha, selain akibat usahanya sendiri.
5. Mewaspadai unsur atau pihak-pihak yang cenderung mengganggu kelancaran usaha dan merusak hasilnya, seperti berzinah, bermewah-mewahan, atau tinggal di lingkungan yang penghuninya orang-orang yang buruk akhlak. Rasulullah Saw bersabda:
لا عدوى و لا طيارة وإنما الشئوم في ثلاث: في الفرس, والمرأة, والدار
"Tidak ada akibat tanpa sebab, dan tidak ada tathayyur (dalam sesuatu pun). Terjadinya suatu cela dalam usaha diakibatkan oleh tiga hal, yaitu kuda (alat transportasi yang mewah), perempuan (yang buruk akhlaknya), dan tempat tinggal (yang buruk penghuninya)." (HR Bukhari Muslim)
6. Menghilangkan sepenuhnya penyakit tathayyur ini dengan bertawakal kepada Allah sejak awal usaha sampai evaluasi hasilnya. Rasulullah Saw bersabda:
ولكن الله يذهبه باالتوكل
"Akan tetapi Allah menghilangkan penyakit (tathayyur) ini dengan bertawakal kepada-Nya." (HR Abu Daud)
7. Menghindari prasangka buruk yang didasari pada praktek-praktek sejenis tathayyur (praktek mistik) yang menjanjikan sejuta khayalan setani. Kemudian menghiasi perjalanan awal dalam segala upaya dengan mengambil berkah dari kalimat La Ilaha Illallah yang membekali semangat dan optimis kerja, dengan niat semata-mata karena Allah, dan beribadah berdasarkan syariah-Nya, menuju ridha Allah.
8. Jika setan membisikkan tathayyur dalam telinga batin, segeralah membaca kalimat ta'uz (istia'zah), beristighfar, dan berdoa dengan kalimat berikut:
اللهم لا يأتي بالحسنات إلا أنت ولا يدفع با السيئات ولا قوة إلا بك
"Ya Allah, tak ada yang mampu mendatangkan segala kebaikan melainkan dengan kekuasaanMu, tidak ada yang mampu menolak segala keburukan melainkan dengan kekuasaanMu, tidak ada daya kekuatan hanya kepadaMu." (HR Abu Daud)
Referensi: Uwes Al-Qorni, 60 Penyakit Hati, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000.